Makanan khas Pekalongan memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dari daerah lain. Dikenal sebagai Kota Batik, nyatanya Pekalongan menyimpan ragam kuliner dengan cita rasa menggugah selera. Anda bisa menemukan makanan Garongan sampai berkuah kental yang bikin nagih. Jika kebetulan Anda sedang mampir kesini, sebaiknya tidak lupa menjelajahi ragam kulinernya.
Pekalongan adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang selalu ramai pengunjung. Sebab, banyak penjual kain yang membeli barang dagangan kesini. Selain itu, sektor pariwisata di Pekalongan juga mulai dikembangkan agar menarik minat masyarakat sekitar.
Sama seperti daerah lain, makanan khas Pekalongan siap untuk Anda jelajahi ketika datang berkunjung. Sehingga, ada kenang-kenangan ketika datang kemari.
Pekalongan adalah kota yang lebih dikenal sebagai penghasil kain batik. Dibalik itu semua, ternyata makanan khas yang bisa dicicipi cukup beragam lho. Adapun beberapa pilihan terbaiknya sebagai berikut:
Daftar Isi:
Kluban adalah makanan khas Pekalongan berupa sayuran rebus yang dicampur parutan kelapa berbumbu. Sayuran yang biasa digunakan antara lain kangkung, tauge, bayam, kacang panjang dan sayur kol. Parutan kelapa berbumbu ini identik dengan cita rasa pedas, sehingga terasa nampol di mulut. Kluban sendiri biasa dihidangkan pada hari raya Idul Fitri. Jangan khawatir, Anda tetap bisa menemukannya di hari-hari biasa. Tinggal membeli di warung makan di Pekalongan.
Pindang tetel adalah rawon daging versi Pekalongan yang menghadirkan cita rasa serupa. Meskipun bernama pindang tetel, namun didalamnya sama sekali tidak ada unsur-unsur daging ikan. Bahan dasar yang digunakan untuk membuatnya adalah tetelan sapi. Didalam kuah pindang tetel ditambahkan kluwek sehingga berwarna hitam pekat. Nantinya, pindang tetel dihidangkan bersama kerupuk warna-warni sebagai pelengkap.
Makanan khas Pekalongan berikutnya yang tidak kalah menyegarkan adalah tauto. Ini merupakan soto dengan bumbu tambahan berupa tauco. Keberadaan tauco tersebut memberikan keunikan tersindiri pada hidangan satu ini. Tidak ada yang berbeda kecuali tambahan tauco, sehingga bumbu dan bahan pelengkap yang digunakan benar-benar mirip seperti soto. Tauto paling pas dinikmati selagi kuah masih panas, kemudian menambahkan sambal kedalamnya. Penjual tauto bisa dengan mudah Anda temui di hampir seluruh penjuru kota Pekalongan.
Sego megono adalah makanan khas Pekalongan yang biasa dijadikan sebagai menu sarapan oleh masyarakat sekitar. Didalam sego megono, ada potongan nangka muda kecil-kecil yang dimasak bersama bumbu rempah khusus. Selain diberi nangka muda, nantinya juga diberi berbagai macam lauk pauk agar semakin komplit. Mulai dari telur goreng, tempe mendoan dan lain sebagainya. Selain cocok menjadi menu sarapan, menyantap sego megono di siang atau bahkan malam hari juga tidak kalah lezat. Anda sudah bisa menikmatinya dengan membeli seharga Rp. 8 ribu per porsi.
Garang asem adalah olahan berbahan dasar tetelan daging sapi yang dihidangkan bersama kuah asem bening dan menyegarkan. Sebelum disiram kuah, tetelan daging sapi tersebut dimasak terlebih dahulu sampai empuk. Sebagai pelengkap, garang asem ditambahkan telur ayam dan jeroan sapi. Jika Anda adalah penggemar makanan pedas, maka bisa request kepada penjual agar ditambah potongan cabai. Kuah garang asem yang menyegarkan sangatlah cocok menjadi hidangan utama ketika makan siang. Apalagi ada cita rasa pedas yang nampol di mulut, pasti membuat Anda merasa ketagihan.
Sesuai dengan namanya, makanan khas Pekalongan ini berbahan dasar lontong yang kemudian disiram dengan kuah kental bercitarasa gurih. Kuahnya berwarna kuning dan diberi suwiran daging ayam kampung goreng. Tidak perlu bertanya lagi bagaimana rasa lontong lemprak, karena sudah pasti lezat dan bisa bikin kenyang. Agar semakin mantap, jangan lupa untuk menambahkan sambal ke dalamnya. Lontong lemprak paling pas dinikmati sebagai menu sarapan dan makan siang siang. Harga lontong leprak per porsi adalah Rp. 20 ribuan, itu sudah lengkap dengan isi telur dan daging ayam.
Tidak hanya Madura saja yang memiliki sate khas, Pekalongan juga mempunyai sate unik mereka sendiri. Namanya adalah sapitan dan hanya bisa ditemui di Pekalongan saja. Sapitan berbahan dasar daging sapi yang ditumbuk halus, kemudian dijepit dengan bambu belah dua dan dikunci menggunakan batang daun pepaya. Sapitan biasa dihidangkan bersama nasi megono. Masyarakat Pekalongan biasa menyantapnya sebagai hidangan makan malam, rasanya yang gurih dan tekstur lembut dijamin bisa bikin nagih. Harga sapitan per tusuk mulai dari Rp. 3 ribu – Rp. 5 ribu.
Apem kesesi adalah makanan khas Pekalongan berbahan dasar gula aren dan tepung beras. Masyarakat disana begitu menyukai apem kesesi sebagai salah satu kudapan favorit sehari-hari. Tentu tidak afdol apabila Anda sampai melewatkan jajanan tradisional satu ini. Nantinya, apem kesesi dihidangkan diatas daun pisang. Bagian pinggirnya dibuat pipih dan tipis dengan warna cokelat gelap dari gula aren.
Glundung adalah jajanan berbahan dasar ketela yang dibentuk bundar dan diberi isian gula aren. Karena jajanan ini mudah buat digelindingkan, sehingga ia disebut sebagai glundung. Mudah sekali menemukan camilan satu ini setiap hari. Anda bisa menemukannya di warung pinggir jalan ataupun pasar. Harganya juga cukup murah meriah, sekitar seribu per biji.
Jajanan tradisional lainnya yang tidak boleh Anda lewatkan ketika mengeksplorasi makanan khas Pekalongan adalah kue lumpang. Kue ini berbahan dasar santan kelapa dan diberi daun bawang dibagian atas. Cita rasa kue lumpang adalah gurih yang berasal dari santannya. Ingat, jangan sampai lupa untuk menyantap ketika berkunjung ke Pekalongan.
Demikianlah pembahasan ringkas mengenai ragam makanan khas Pekalongan yang bisa Anda cicipi selama berada disana. Sebagai hidangan utama, maka bisa memilih sego megono, sapitan dan lontong lemprak. Sementara itu, beberapa jajanan tradisional yang tidak kalah lezat adalah kue lumpang, glundung dan apem kesesi.
Seorang programmer yang suka menjelajahi berbagai macam rasa. Suka tidur, makan dan nonton. Sesekali menulis untuk menunjukkan eksistensi.
©2024 MenuKuliner.net.